Rabu, 18 November 2015

GAMBAR ILUSTRATIF

GAMBAR ILUSTRATIF



Langkah membuat gambar ilustratif
a. Persiapan Bahan dan AlaT
- kertas
- pensil
- penghapus
- penggaris 
- crayon (jika ingin diwarnai)
b. Penentuan Tema
Penentuan tema sebelum menggambar dapat me-mudah kan kita dalam menentukan objek. Tema yang masih luas dapat disederhanakan.
c. Pembuatan Sketsa
Setelah menentukan tema langkah selanjutnya yaitu membuat sketsa. Sketsa sebaiknya dibuat lebih dari satu agar kita dapat memilih yang terbaik. Perhatikan contoh sketsa dengan tema suasana di sekolah berikut. 
d. Penyempurnaan Gambar
Dari beberapa sketsa yang dibuat dapat dipilih satu yang menurutmu paling baik. Kemudian, sempurnakan dengan menghapus garis-garis yang tidak perlu dan menambah garis atau coretan yang dirasa perlu agar gambar tampak lebih hidup. Jika sudah mantap warnai gambarmu dengan baik. Gambar kemudian diwarnai dengan media cat air atau crayon.

GAMBAR BENTUK



Langkah Menggambar Bentuk

Pengamatan
Kegiatan mengenali objek yang akan digambar. Kegiatan awal yang harus kamu lakukan sebelum kamu menggambar bentuk adalah mengenali dulu objek bendanya. Termasuk ke dalam jenis apa benda tersebut, terbuat dari apa, kasar atau halus dan sebagainya, dan sebagainya.

Mensketsa
Setelah itu kita coba membuat sketsa bentuk dari cangkir atau vas bunga tersebut ke bidang gambar. Yang perlu diperhatikan adalah komposisi dari bentuk bendanya. Dan cara mudah untuk mengukur tanpa menggunakan penggaris adalah dengan menggunakan pensil yang kita gunakan tersebut.
Kemudian ukuran tersebut pindahkan ke bidang gambar. Buatlah garis bantu namun dengan goresan tipis saja agar mudah dihapus dan tidak menimbulkan bekas. Setelah garis bantu siap, langkah selanjutnya adalah membuat sketsa bentuk dari gambar tersebut. Setelah sketsa gambar diyakini telah benar proporsinya, garis bantu sudah boleh dihapus.

Menentukan Penyinaran/Gelap Terang
Setelah kita selesai menggambar bentuk dari objek tersebut, langkah selanjutnya kira menentukan sinar datang dan menentukan dibagian mana bayangan akan jatuh..
Pada objek tersebut, sinar datang dari arah kanan. Otomatis bayangan akan berada di bagian gambar sebelah kiri..

Menentukan Tehnik
Penggunaan tehnik tergantung pada alat dan bahan. Disini yang digunakan adalah Pensil 2B dan Kertas A3.
Yang menjadi perhatian adalah bayangan yang ditimbulkan akibat benda yang terkena sinar. Tingkatan gelap dari arsiran bayangan pun berbeda antara bagian yang satu dengan yang lainnya. Dan bagian tergelap adalah bagian bayangan benda yang jatuh menimpa benda lain.

Finishing
Setelah selesai mengarsir dan menghapus bagian-bagian yang tidak diperlukan, gambar bentuk sudah jadi.

GAMBAR DEKORATIF



Langkah pembuatan gambar dekoratif

Bahan dan alat yang diperlukan: kertas gambar, pewarna, kuas, pensil hitam/pensil warna/spidol. Prosedur pelaksanaannya:
(a) Buat rancangan atau gambar berupa motif hias/ornamen pada kertas yang sudah disediakan atau benda 3 dimensi tertentu.
(b) Motif hias bisa berupa stilasi dari alam (fauna, flora, alam benda), abstrak, atau geometris.
(c) Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih saja, atau berwarna.
(d) Warna-warna yang digunakan bisa diambil dari: pewarna buatan, atau pewarna alam.

Sabtu, 14 November 2015

MAKALAH ESTETIKA ABAD PERTENGAHAN DAN PRAMODERN (KELOMPOK 5)




Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan SENI RUPA yang di bina oleh Bapak Muhammad Reyhan Florean, M.Pd
 




 KELAS : 3-A
NAMA KELOMPOK :
          
1.     Rizky Ayu Kusumadewi                        14186206019
   2.     Kiki Nimas Ratnasari                          14186206020 
 3.     Rohmatul Aiza                                       14186206021
4.     Nelistya Surya Dewi                              14186206022
5.     Muhammad Farhan Faizi                       14186206314

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
STKIP PGRI TULUNGAGUNG
2015

BAB II PEMBAHASAN


2.1 Estetika Abad Pertengahan
             Seni rupa, musik dan drama pada abad pertengahan didukung oleh para penguasa negara dan masyarakat, akan tetapi jauh daripada dahulu dan sesudahnya pada abad pertengahan seni dipengaruhi oleh agama. Seperti pada tempat ibadah dengan segala perhiasannya, buku dengan perhiasan atau miniaturnya, pakaian dan alat-alat peribadatan, sastra, musik dan juga drama merupakan pengaruh agama terhadap seni. Kesenian dan karya seni berhubungan dengan agama dan dalam perkembangannya, seni dan religi berkaitan erat satu sama lain. Di wilayah dunia bagian Barat yaitu sekitar laut tengah pada abad pertengahan, ada tiga agama yang menentukan perkembangan seni, yakni: Yahudi, Kristiani dan Islam. Ketiganya merupakan agama moneteis yang dalam sejarah berasal dari satu akar. Khususnya mengenai anggapannya tentang seni religius agama Yahudi dan sikap yang menjadi nyata dalam kesenian dari ilhamnya Kristiani.
Dalam lingkungan Yahudi dan di lingkungan Islam sangat ditekankan transendensi Allah yang tidak dapat dan tidak diboleh digambarkan dalam berhala-berhala. Pendirian itu mempengaruhi secara khusus seluruh bidang seni rupa. Gambar-gambar atau patung yang berusaha menyatakan Allah atau yang ilahi itu dilarang, apalagi manusia dan biasanya hewan-hewan tidak boleh dipahat atau dilukiskan. Dari sudut lain jelaslah bahwa seni rupa yang bermotif (umpamanya) bunga-bunga, daun-daun dan rantai ataupun hanya yang bermotif matematim sangat dikembangkan pula keahlian dalam memakai warna-warni gemilang, seni sajak, musik, arsitektur dalam tempat-tempat ibadah dan tempat berkumpul (Sinagoga, masjid serta istana-istana malahan rencana kota).
Seni religius dalam lingkungan kristiani ditandai dengan kepercayaan pada penjelmaan sabda ilahi sebagai manusia dalam diri Yesus Kristus. Maka manusia dan segala yang berhubungan dengan masyarakat dan sejarah manusia yang dainggap paling cocok untuk memperlihatkan Tuhan dan keterlibatannya dalam dunia. Dalam hal ini terdapat perbedaan antara lingkungan gereja di sebelah Timur Laut Tengah (Kabatrikan Istambul, Ryzantium Konstatinopel, Anthiokia, Iskandaria). Seni religius dan segala bentuknya (spiritual) dipengaruhi oleh anggapan itu lepas dari madayarat terdapat upacara-upacara syurgawi. Bagian barat (gereja latin) dipengaruhi oleh anggapan itu juga sampai sekitar menjelang abad ke-10, tetapi mulai sekitar tahun 1000 di Eropa Barat dalam banyak bidang (spiritual, senirupa, sastra, penyelenggaraan negara serta pengurus masyarakat dan perdagangan, lalu ilmu alam dan lain-lain) muncullah minat besar yang konkret, partikular dan individual itulah yang menjadi nyata dalam perkembangan seni khususnya dalam seni religius.
            Estetika Abad Pertengahan Abad pertengahan merupakan abad gelap yang menghalangi kreativitas seniman dalam berkarya seni. Agama Nasrani (Kristen) yang mulai berkembang dan berpengaruh kuat pada masyarakat akan menjadi belenggu seniman. Gereja Kristen lama bersifat memusuhi seni dan tidak mendorong refleksi filosofis terhadap hal itu. Seni mengabdi hanya untuk kepentingan gereja dan kehidupan sorgawi. Karena memang kaum gereja beranggapan bahwa seni itu hanyalah/dan selalu mmemperjuangkan bentuk visual yang sempurna (idealisasi). Manusis merupakan pusat  penciptaan. Segala sesuatu karya kembali kepada manusia sebagai subyek matternya. Hal ini dinamakan anthroposentris. Tokoh Renesans (dari kata Renaissance), Leon Battista mengatakan bahwa lukisan adalah penyajian tiga dimensi. 

            Ia menekankan penggambaran yang setia dan konsisten dari subyek dramatik sebuah lukisan. Battista berpendapat pula bahwa seniman harus mempelajari ilmu anatomi manusia, dan kaidah-kaidah teknik senirupa yang lain. Dengan kata lain, seniman perlu mengikuti pendidikan khusus, selain mengembangkan bakat seninya. Pandangan ini pun diikuti para ahli lainnya dan para seniman di jaman initermasuk Leonardo dan Vinci. Istilah akademis dalam seni mulai tampak dirintis, karena ada usaha para seniman untuk mengembangkan ilmu seni secara rasional (teori yang berlandaskan kaidah seni klasik Yunani/Romawi).
·         Zaman Renaisance
            Renaissance ialah periode perkembangan peradaban yang terletak di ujung atau sesudah abad kegelapan sampai muncul abad modern. Perkembangan itu terutama sekali dalam bidang seni lukis dan sastra. Akan tetapi, di antara perkembangan itu terjadi juga perkembangan dalam bidang filsafat. Renaissance telah menyebabkan manusia mengenali kembali dirinya, menemukan dunianya. Akibat dari sini ialah muncul penelitian-penelitian empiris yang lebih giat. Berkembangnya penelitian empiris merupakan salah satu ciri Renaisance.. Di dalam bidang-bidang filsafat, zaman Rennaisance tidak menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan sains. Zaman ini sering juga di sebut Zaman Humanisme. Maksud ungkapan ini ialah manusia di anggap kurang dihargai sebagai manusia. Kebenaran diukur berdasarkan dari gereja (kristen), bukan menurut ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan untuk berpikir, maka humanism menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan mengatur dunia. Jadi, ciri utama Renaissance ialah humanism, individualism,lepas dari agama (tidak mau diatur oleh agama), empirisme, dan rasionalisme. Hasil yang diperoleh dari watak itu ialah pengetahuan rasional berkembang
  • Ciri-ciri Estetika Renaisans
1.      Seni lukis-pahat: bersifat mental-inteligens (causa-mentale).
2.      Seni-puisi: “meniru alam”; ilmu-ilmu empiris memberikan petunjuk berguna.
3.      Seni-seni plastis, mis. Sastra: ada tujuan moral; yakni perbaikan sosial, tetapi tetap ideal.
4.      Keindahan: properti objektif benda-benda (order, harmoni, proporsional, kebenaran).
5.      Seni masa klasik telah menurun, rahasianya telah hilang; seni makin merosot mutunya.
                                          https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPnN8UP5YSrNfPhStB_kB1OpsP2TT9cs2tRl_EZIG2ehi8GczYw9EUKdpLmChwHMCUapx9AXmzuhW0nvaHN3Txj7aCck-8NlacLX3JKOocWvGujUZLDru7tvbjtkSukC8gPjIIgXElez8c/s1600/New+Picture.jpg
Gambar  Relief dan Patung pada dinding Katedral, Estetika Abad Pertengahan

  • Tokoh- tokoh Pada Zaman Renaisance
  Marsilio Ficinno (1433-99),
  the new academy (1492).
   B. Alberti (1409-1472).
   Leonardo da Vinci (1452-1519).
  •  Thomas Aquino (1225-1274)
Filosofi lain yang terkenal pada zaman pertengahan adalah Thomas Aquino (1225-1274). Ia menulis mengenai esensi dari keindahan. Rumusannya yang terkenal adalah "keindahan berkaitan dengan pengetahuan". Sesuatu disebut indah jika menyenangkan mata si pengamat, namun di samping itu terdapat penekanan pada pengetahuan bahwa pengalaman keindahan akan bergantung pada pengalaman empirik dari pengamat. Hal yang selalu mencolok adalah kondisi dan sikap terhadap subyek keindahan, persiapan individu untuk memperoleh pengalaman estetik. Selanjutnya, ia berpikir bahwa keindahan adalah hasil dari tiga syarat: keseluruhan (lat. Integritas) atau kesempurnaan, keselarasan yang benar (lat. Proportio) dan kejelasan atau kecemerlangan. Secara umum gagasan Thomas Aquinas merupakan rangkuman segala filsafat keindahan yang sebelumnya telah dihargai. Sejalan dengan Aristoteles, Thomas Aquinas menekankan pentingnya pengetahuan dan pengalaman empiris-aposteriori yang terjadi dalam diri manusia.
Ketika mengkaji secara empirik obyek yang sulit untuk didefinisikan atau diukur secara langsung, pendefinisian dapat dipermudah dengan perbandingan dengan obyek-objek atau benda lain, yang lebih mudah untuk dikaji, karena telah dikenal. Kemudian, daripada menggunakan real definition untuk sementara dapat digunakan definisi nominal untuk objek atau benda tersebut. Cara ini telah dimanfaatkan dalam pengkajian tentang keindahan oleh St. Augustinus dan Thomas Aquino.
Thomas  beranggapan mengenai keindahan merupakan suatu rangkuman dimana segala unsur lama dihargai dengan mengetengahkan peranan dan rasa si subyek dalam terjadinya keindahan. Dalam seluruh karya Thomas terdapat beberapa uraian pendek mengenai keindahan.
Tentang Thomas Aquino dianggap penting untuk dipelajari karena:
a.       Memuat suatu unsur baru yang merupakan perintis jalan bagi perkembangan anggapan tentang keindahan selama masa modern,
b.      Selain itu Thomas amat seringkali dikutip dalam penjelasan-penjelasan mengenai keindahan.

Estetika Pramodern 

            Anthony Ashley Cooper mengembangkan metafisika neoplatoistik yang memimpikan satu dunia yang harmonis yang diciptakan oleh Tuhan. Aspek-aspek dari alam yang harmonis pada manusia ini termasuk pengertian moral yang menilai aksi-aksi manusia, dan satu pengertian tentang keindahan yang menilai dan menghargai seni dan alam. Keagungan, termasuk keindahan merupakan kategori estetika yang terpenting.

            David Hume lebih banyak menerima pendapat Anthony tetapi ia mempertahankan bahwa keindahan bukan suatu kualitas yang objektif dari objek. Yang dikatakan baik atau bagus ditentukan oleh konstitusi utama dari sifat dan keadaan manusia, termasuk adat dan kesenangan pribadi manusia. Hume juga membuat konklusi, meskipun tak ada standar yang mutlak tentang penilaian keindahan, selera dapat diobyektifkan oleh pengalaman yang luas, perhatian yang cermat dan sensitivitas pada kualitas-kualitas dari benda.

            Immanuel Kant, seperti Hume, bertahan bahwa keindahan bukanlah kualitas objektif dari objek. Sebuah benda dikatakan indah bila bentuknya menyebabkan saling mempengaruhi secara harmonis, diantara imajinasi dan pengertian (pikiran).

.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy1Pu-FiheI7S9OA1EjIjKwjIttdPNLAUirOtsw-XHPQFN6egdkEGxghTQmGhyphenhyphenxQ8N79G4w2yiAAFiQcKvtxM7ScuRMhcBNYiDRi88UT8b2ZvY2Zt4ozDR_weygygmtilPO96V1TE8CL-L/s1600/New+Picture.jpg
Gambar  Karya Lithograph, Daumier, realisme Estetika Pramodern: ekspresi yang cenderung otonom

Dari sini sekitar abad ke-19 muncul beberapa aliran diantaranya impresionisme dan ekspresionisme. Yang mana pada dahulu kala para seniman sendiri ikut mengambil bagian dalam merumuskan pendangan-pandangan mereka tentang ciri khas dan peranan kesepian dalam perkembangan manusia maupun masyarakat.
  • Impressionisme dan Ekspresionisme
Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari Paris pada tahun 1860an. Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, "Impression, Sunrise" ("Impression, soleil levant"). Sebenarnya kata “impresionisme” pada permulaan dipakai sebagai suatu sindiran atau penghinaan terhadap mereka yang kurang patuh pada peraturan-peraturan dan patokan-patokan yang dianggap perlu diindahkan agar suatu karya seni dapat terlaksana. Pokoknya pelukis ingin mengabadikan “kesan”nya (“impression”) dan memperlihatkannya kepada si penonton lukisannya.
Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan bagian dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.
Pengarang impresionistis melahirkan kembali kesan atas sesuatu yang dilihatnya. Kesan itu biasanya kesan sepintas lalu. Pengarang takkan melukiskannya sampai mendetail, sampai kepada yang sekecil-kecilnya seperti dalam aliran realisme atau naturalisme, supaya ketegasan, spontanitas penglihatan, dan perasaan mula pertama tetap tak hilang. Lukisan seperti itulah lukisan beraliran impresionisme.
Ekspresionisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana kesedihan, kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif. Salah seorang pelukis yang beraliran ekspresionisme adalah Vincent van Gogh (1853-1890). Lukisan lukisannya penuh dengan ekpresi gejolak jiwa yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.
Estetika abad pertengahan:
1. Estetika Yunani Kuno Plato (428-348 SM) Realitas bukanlah realitas indrawi karena realitas indrawi hanyalah merupakan cerminan realitas yang sebenarnya, yang disebut plato sebagai ide Plato merumuskan teori yaitu teori dua dunia. Dua dunia tersebut adalah “dunia idea” (dunia atas) dan “dunia sehari-hari”(dunia bawah) Yang indah menurut Plato adalah pengalaman jasmani. Keindahan dalam pengertian hidup sehari-hari adalah keindahan tingkat dua saja. Keindahan sesungguhnya hanya ada didunia idea.
2. Aristoteles (384-322 SM) Menurut Aristoteles, teknik dan kesenian m filsafat atau ilmu pengetahuan produktif. Aristoteles melihat kesenian (puisi, drama) sebagai peniruan (mimesis) realitas konkret. Adanya kesatuan jelas dan runut dari tindakan, waktu dan tempat. Ia tidak menyukai kisah-kisah mitologis. Banyak hal aristoteles tidak sependapat dengan Plato
3. Plotinos (205-270 M) Teori plotinos yang sangat dikena sampai sekarang adalah Teori “Pengalirannya” (emanasi). Teori emanasi ini identic dengan gerak menurun. Artinya, segala yang ada mengalir terus menerus dari kelimpahan “Yang Esa”, namun itu sama sekali tidak mengurangi kesempurnaannya. Proses pengaliran seperti ini dinamakan “emanasi” dan bisa di analogikan dengan sumber air yang meluap dan mengalirkan sungai terus meneru tanpa ia sendiri bisa kekeringan.
4. Estetika abad pertengahan Estetika Skolastik : Thomas Aquinas     Thomas Aquinas mengambil ajaran Aristoteles sebagai dasar  menyingkirkan ajaran-ajaran agustinus
5.  Dasar Filsafat Thomas Aquinas Akal membuat manusia mampu mengenali kebenaran dalam kawasan alamiah. Sebaliknya, teologi memerlukan wahyu adrikodrat. Karena itu teologi memerlukan iman. Dengan iman manusia dapat mencapai pengetahuan yang mengatasi akal, yakni pengetahuan yang tak dapat ditebus oleh akal semata.
6. Dua macam pengetahuan tidak saling bertentangan, melainkan berdiri sendiri secara berdampingan, Thomas Aquinas: Pengetahuan Alamiah, Pengetahuan Iman
7. Estetika Thomas Aquinas. Estetika adalah bagian atau cabang dari teologi. Keindahan bukanlah nilai yang independe Kata kuncinya adalah mengatasi dunia inderawi, menuju kontemplasi langsung kesempurnaan ilahi keindahan sejati berada diWilayah Tuhan
8. Cirri-ciri Estetika dan Syarat keindahan Thonas Bersifat metafisik dan rasional Keindahan adalah aspek dari kebaikan(the good); dan dalam karya seni, “yang indah” identik dengan “yang baik” (beauty is goodness).Yang indah adalah yang menyenangkan secara inderawi (mata, telinga, dsb). Keindahan itu terkait erat dengan hasrat atau keinginan. Tiga syarat keindahan •Integritas atau kelengkapan: sempurna, tak terpecah dan tak tersamai. •Harmoni, selaras dan proposional : keselarasan yang benar. Kecemerlangan; jelas, terang dan jernih
9. Pandangan Thomas ini sekaligus subjektif, namun sekaligus juga objektif. Subjektif artinya menyenangkan si subyek, penonton; objektif berarti ada kriterianya: semprna, proposional, dan cemerlang.
10. Estetka masa Renainsains Secara etimologis kata “renaissance” (kelahiran kembali) berasal dari kata ‘re’(kembali) dan ‘naisance’ (lahir). Artinya masa kebangkitan kembali minat pada budaya Yunani kuno (Neo-platonisme).
11. Ada factor yang mempercepat perkembangan baru di zaman Renaissance. Factor-faktor ditemukannya pemakaian mesin, seni cetak dan kompas. Zaman ini bukanlah masa di mana muncul system-sistem pemikiran filosofis yang besar, melainkan merupakan masa di mana metode ilmu pengetahuan alam modern ditemukan dan dikembangkan
12. Ahli Renesans Franceso Petraracca (1304-1374) “ menghendaki yang baik itu lebih berharga dari pada mengenal yang benar” Petraraca bukanlah seorang filsuf, melainkan seorang sastrawan italia. Aristoteles hanya dapat membantu orang “mengetahui apa keutamaan, tetapi tidak mampu “memotivasi” jiwa dan kehendak untuk mengusahakan keutamaan itu, padahal yang bernilai bukanlah pengetahuan tentang “yang baik”, melainkan kehendak untuk melaksanannya.
13. Pico Della Mirandonna (1463-1494) hakikat manusia dalam kodratnya sebagai manusia juga sebagai mahkluk ciptaan tuhan. - Jadi semua yang manusia butuhkan didunia untuk memenuhi hasrtanya yang manusiawi bergantung dari bagaimana cara mereka mengejarnya dan mencapainya.
14. Leon Batistaalberti (1404-1472) Teori keindahan yang        dikemukakan Alberti yaitu keindahan sehubungan dengan ‘      harmoni antar bagian-bagian’. Definisi Albrti merujuk pada property benda-benda dan bukan pada kondisi pikiran si subyek.
15. Marsillo Ficino (1433-1499) Pemikiran Plato yaitu dengan pendekatan Eksistensial-fenomenologis modern yang terfokus pada terjadinya intuisi seni dalam penciptaan karya seni ; dan juga mengutamakan kesinambungan pengamatan karya seni dengan munculnya rasa keindahan atau pengalaman estetis.
16. Leonardo da vinci (1452 – 1519) Mengikuti model warisaAristoteles dan Alberti, Da Vinci melihat aktivitas seni mencakup   tahap observasi terhadap alam dan rincian-rinciannya secara ilmiah, kemudian menuju tahap momentum Inspirasi Ilahi. Tahap momentum inspirasi ilahi, artinya inspirasi ilahi itu pada saat atau momentum tertentu diperoleh dan dapat membantu memvisualkan kembali alam yang telah di observasi secara    cermat.
17 Francesso Partrizi (1529-1597) Patrizi adalah seorang filsuf dan teoretikus berkebangsaan italia yang menulis sebuah traktat tentang puisi dalam sepuluh bagian. Patrizi melawat teori klasik tentang doktrin, “imitasi” (mimesis) dari Plato, dan menyatakan bahwa sang seniman pertama-tama adalah seorang pencipta (factor) bukan menimbulkan alam sebagai sebuah refleksi atau cerminan realitas, tetapi realitas yang sudah diidealisasikan serta dibuat bersesuaian dengan keinginan-keinginan manusia, bukan dunia actual dimana kita tinggal dan hidup.